Ketika Merapi mengadu
(Sebuah keluhan seorang ibu)
Seumpama seorang ibu karena aku ibu yang mengandungmu ...anak-anaku, akulah Ibumu, ibu pertiwi telah kupersembahkan segalanya untukmu telah kuberikan semuanya untukmu Ingatkah dulu nak aku seumpama pohon besar yang rindang mengayomimu dari panasnya matahari dari derasnya hujan telah kuberikan buah-buahan segar kepadamu dan telah kau petik semuanya tanpa sisa sedikitpun bahkan daun-daun dan rantingnyapun telah kau pangkas pula luka dan berdarah membekas pedih namun dukaku lebih dalam lagi dari itu anakku tak puasnya pula kau putuskan cabang-cabang dan bahkan batangnya pula kau tebang kini kau mencoba mencabut pula akar-akarku akar-akar yang kupegang kuat-kuat agar menghindarkanmu dari bahaya ku cengkeram sekuat tenaga hal-hal yang akan merugikanmu anaku kini aku tak mampu lagi menahan beban yang kupegang kumuntahkan segalanya tak ada lagi kekuatanku Sungguh Tuhanku tak akan mencelakaimu anakku kalau bukan karena perbuatanmu yang melampaui batas lihatlah dimana-mana di muka bumi sungai yang menangis dalam keruhnya hutan yang menangis dalam keringnya bumi yang terluka dalam kerontangnya alam yang berduka dalam kegersangannya.
Sungguh Tuhanmu sangat mengasihimu dia tak akan membebanimu hanya sekedar mengingatkanmu alam adalah tempatmu alam adalah rumahmu alam adalah dirimu tanpanya kau tak ada sudah nampak kerusakan di muka bumi ini karena tangan-tanganmu maka kembalilah datanglah kemari ke pelukan ibumu Ibu pertiwi yang sangat mencintaimu
sampai suatu saat negeri ini kembali seperti dahulu kala dimana kau semua begitu mencintai alam menghargai alam seperti menghargai diri sendiri di suatu masa dulu dimana tak ada pohon yang tak ditebang tanpa penghargaan penghormatan tertinggi kepada Tuhan dimana tak ada ranting yang dipotong kecuali demi sebuah doa kepada Sang Pemilik hidup dimana manusia dan alam bersama-sama sebagai bagian yang satu untuk menyembah kepada Tuhan Sang Pemilik alam semesta
Aku datang untuk mengadu aku datang untuk mengeluh kepada salah seorang diantara kamu kepada sepuluh orang diantara kamu kepada seribu orang diantara kamu kepada seratus orang diantara kamu mengadukan dukaku mengeluhkan laraku aku yang sedang lara merintih dan berduka.
marilah datanglah kembalilah sayangi lagi aku cintai aku sebagaimana cintaku kepadamu
mewujudnya sebuah negeri bersama negeri yang gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo mewujudkan sebuah negeri bersama yang baldatun toyibatun warobun ghofur
Bersama kita dalam doa kepada Tuhan Sang Pemilik alam semesta ini.
-
HOME
My Home Page
-
About Me
Know More about Me
-
Contact Me
Send Me a Message
0 comments:
Post a Comment